Popular Post

Archive for July 2015

REVIEW: A STYLE For You.

By : Unknown

     Fashion sudah menjadi kebutuhan primer untuk beberapa orang terutama kalangan artis dan selebriti. Orang biasa pun perlahan-lahan mulai memperhatikan pakaian yang dikenakannya. Tanpa disadari, pakaian yang dikenakan pun dapat menunjukkan pengetahuan orang orang tersebut mengenai fashion.

     Sudah banyak sekali acara-acara TV mengenai fashion yang ditayangkan oleh televisi yang ada di seluruh dunia. Tentu saja tidak semua orang menyaksikannya. Acara itu mempunyai target penonton tersendiri. Kebanyakan yang menayangkannya pun adalah stasiun televisi swasta. 

     A STYLE For You merupakan variety show yang bertemakan fashion pertama dari televisi pemerintah Korea Selatan, KBS World TV. Banyak sekali pemerhati fashion dari Korea Selatan yang sedikit kaget mengenai alasan KBS World TV membuat acara ini. Acara ini dibuat melihat Korean Wave yang sudah menyebar ke berbagai penjuru negeri. Salah satu agennya adalah para Idol dari bermacam-macam girlgroup atau boygroup. Mereka meyebarkan kebudayaan Korea Selatan yang salah satunya adalah fashion. Delapan dari sepuluh pembeli barang-barang fashion seperti komestik, pakaian, dsb dari luar negeri membeli berdasarkan apa yang dikenakan oleh para idol.

Ada 4 MC yang dipilih dari grup-grup idol terkenal Korea Selatan untuk memandu acara ini. Mereka adalah:


1. Kim Heechul atau biasa dipanggil Heechul merupakan salah satu member dari boygroup Super Junior. Dia terkenal dengan gaya berpakaiannya yang nyeleneh. 

Kelihatan kan selera fashionnya


Di pertemuan pertama MC pun Heechul memakai pakaian yang menggambarkan dirinya banget. 

Sesuai perkiraan, gayanya terlalu berlebihan.


2. Goo Hara member cantik dari girlgroup Kara ini terkenal dengan paras wajahnya yang mirip boneka cantik Barbie.

Dibalik parasnya yang cantik ternyata gaya berpakaian Hara masih jauh dari sempurna


Inilah gambaran gaya berpakaian Hara sehari-hari.

Simple dan cantik

3. Bora yang bernama asli Yoon Bora merupakan rapper dari girlgroup Sistar. Tubuhnya mempesona dan gayanya menarik.
Bora sangat menyukai pakaian berwarna hitam
Pakaian sehari-harinya pun cukup simpel

4. MC terakhir dan termuda atau maknae adalah Hani, member dari girlgroup EXID. Dia merupakan Lead Vocalist dari EXID dan pinter berbahasa inggis karena pernah menjadi siswa pertukaran pelajar.
Dibalik kecantikannya ternyata selera fashion Hani out of date
Hani tidak bisa ikut bertemu dengan MC yang lain di pertemuan perdana karena kesibukannya.
Strong Woman, konsep pakaian Hani saat bertemu dengan crew A STYLE For You

A STYLE For You perdana tayang di KBS World TV pada 20 April 2015. Setiap episodenya ada berbagai macam misi yang harus diselesaikan oleh keempat MC. Selain itu kamu juga bisa belajar banyak mengenai fashion yang ada di Korea Selatan maupun di dunia mulai dari makanan, pakaian, hingga make up.

Yuk langsung aja intip acaranya disini
Tag : , ,

Tujuh Minggu Pertemuan Berharga

By : Unknown


Pertemuan ke-1
Perjalan dimulai pada saat minggu pertama tepatnya tanggal 5 Maret 2015. Berawal dari pertemuan awal kami dengan Bu Ismawati Retno (Bu Isma). Beliau memberikan tugas untuk menulis di kelas dengan tema bebas. Setelah selesai menulis, kami diperintahkan untuk membuat blog. Blog ini menjadi sarana kami mempublikasikan tulisan. Tulisan pertama kami di pertemuan pertama ini akan menjadi artikel pertama kami di blog (untuk yang tidak mempunyai blog sebelumnya).

Pertemuan ke-2
Artikel pertama kami dikoreksi setelah Bu Isma telah membaca semuanya. Sebagian besar sudah cukup bagus dalam menulis. Walaupun ini baru pertamanya menulis, tulisan ini telah menjadi batu loncatan pertama kami yang baik. Namun, ada beberapa koreksi di luar masalah teknis seperti paragraf yang terlalu panjang dan judul yang kurang eye catching.
Oh iya, sebelum Bu Isma memulai mengoreksi tulisan kami, beliau menanyakan hal-hal apa yang membuat kami susah menulis. Banyak sekali yang diutarakan teman-teman satu kelas dimulai dari memulai tulisan dengan apa, cara mengembangkan kata-kata, penentuan tema, memilih judul, dsb.
Bu Isma pun menjawab segala problematika. Untuk memulai tulisan, Bu Isma memberi tips untuk menulis dahulu apa yang kami pikirkan. Apa saja bentuknya yang terpenting tulis dahulu. Setalah selesai menulis barulah kita baca kembali tulisan tersebut dan memperbaikinya.
Sedangkan mengenai permasalahan pemilihan judul, carilah kata-kata yang mewakili tulisan kita secara menyeluruh atau mengutip dari beberapa kata yang ada ditulisan kita. Pengambilan kata dari tulisan pun harus yang mewakili keseluruhan isi tulisan.
Tips untuk mengembangkan kata-kata dalam tulisan adalah dengan banyak membaca. Dengan banyak membaca dari berbagai referensi membuat wawasan kita semakin luas. Wawasan yang luas itulah menjadi bahan kita dalam mengembangkan tulisan.
Dalam menentukan tema, cobalah memilih tema-tema yang kita kuasai. Hal-hal yang kita kuasai membuat kita mudah dalam mendeskripsikan atau menjelasan tentang tulisan yang kita buat. Maka jangan heran apabila kita akan terus menulis tanpa berhenti. Itu disebatkan kita mempunyai banyak ide tentang apa saja yang ingin kita tulis.
Di pertemuan kedua ini, Bu Isma memberikan tugas kepada kami untuk menulis kembali dengan tema yang bebas. Sangat variatif sekali tema yang dipilih teman-teman. Ini mebuktikan bahwa teman-teman mempunyai banyak ide akan tetapi malas menuliskannya apabila tidak ada paksaan. Tulisan yang telah selesai dikumpulkan di meja Bu Isma dan beliau langsung membacanya di tempat. Setelah dibaca semua, tulisan kami itu disuruh untuk dipublikasikan melaui blog kami. 

Pertemuan ke-3
Kami bertemu Bu Isma kembali di hari Kamis, 19 Maret 2015. Bu Isma kembali membuka pertemuan dengan menanyakan permasalahan yang kami alami selama menulis. Permasalahan yang terjadi kurang lebih sama seperti di pertemuan sebelumnya. Bu Isma kembali memberikan solusi dari permasalahan kami tersebut dengan sabar dan terperinci sehingga semua merasa puas dengan penjelasan yang diberikan.
Di akhir pertemuan kami diberikan tugas yang berbeda. Kami disuruh menulis mengenai perigatan ulang tahun Provinsi Yogyakarta yang lebih dikenal sebagai “Hadeging Nagari Ngayogyakarto Hadiningrat”. Dalam pencarian bahan, kami dibebaskan ingin terjun langsung ke lapangan atau hanya mencari info dari sumber lain.

Pertemuan ke-4
Hari ini wajah Bu Isma terlihat berbeda dari biasanya. Kami tidak tahu apa yang terjadi. Saat pertemuan di mulai, Bu Isma sedikit kecewa ternyata banyak yang tidak disiplin dalam menulis. Beliau hanya melihat beberapa artikel yang diposting sampai Rabu malam sebelum kuliah dimulai keesokan harinya. Melihat fenomena tersebut, Bu Isma menetapkan deadline dari tulisan yang kita buat untuk di-upload ke blog yaitu setiap Minggu malam.
Tugas hari ini kami disuruh mewawancarai grassroot (akar rumput) yang ada di kampus. Grassroot adalah orang-orang terbawah dalam struktur formal kampus. Mereka terdiri dari Office Boy, tukang kebun, hingga satpam. Wawancara ini merupakan sarana dari kami mencari data untuk membuat sebuah tulisan. Banyak sekali grassroot yang menjadi narasumber dalam pencarian bahan. Tiap grassroot hanya boleh diwawancarai maksimal 4-5 orang.
Sehabis wawancara, kami kembali ke kelas dan mulai membuat tulisan menggunakan data yang telah dikumpulkan. Tiap orang dibebaskan memilih angle dalam tulisannya. Walaupun mewawancarai orang yang sama, tidak menutup kemungkinan tulisan yang dibuat akan berbeda.

Pertemuan ke-5
Jreng... jreng... jreng..
Hari ini akan diumumkan 6 tulisan yang akan mendapatkan buku dari Bu Isma. Tulisan yang terpilih dinilai cukup bagus dan kreatif dalam membuat tulisan. Walaupun hanya berbahankan wawancara dengan grassroot, kita bisa mengembangkan tulisan menjadi berbagai macam tulisan yang cukup menarik.
Semua tugas dikembalikan dengan catatan-catatan yang membangun. Dan seperti biasa, pertemuan diisi oleh evaluasi mengenai permasalahan yang kita hadapi dalam menulis. Saya sangat menyukai dengan sistem yang diterapkan oleh Bu Isma. Segala sesuatu yang kita lakukan tidak akan bernilai apabila hanya sekedar kita melakukannya tanpa ada evaluasi. Evaluasi dilakukan dalam rangka meningkatkan mutu, baik itu tulisan maupun pekerjaan lain, agar menjadi lebih baik. Tidak ada yang instan. Semuanya itu butuh proses.
Dalam rangka melatih kepekaan kami sebagai mahasiswa STMM Yogyakarta, Bu Isma memberikan kami tugas untuk membuat tulisan mengenai kegiatan yang terjadi di kampus. Deadline yang diberikan hingga tanggal 5 April pukul 23:59.

Pertemuan ke-6
Banyak sekali variasi tema dari tulisan teman-teman. Mulai dari screening film Cak Munir, pameran bungan yang dikaitkan dengan kampus, PMB, hingga program radio. Tulisan yang dibuat makin berkembang seiring berjalannya waktu.
Bu Isma memberitahu bahwa di koran Tribun pagi ini ada salah satu mahasiswa STMM yang ditulisannya dipublikasikan. Nama mahasiswa tersebut adalah Gufron. Mas Gufron ini merupakan mahasiswa kedinasan. Tulisan beliau sudah sering dipublikasikan di koran.
Bu Isma memberi tantangan kepada kami apabila ada yang bisa menulis hingga dipublikasikan di koran Tribun maka akan mendapatkan nilai A tanpa harus UAS.
Cara agar bisa tembus ke media adalah menulis sesuai dengan gaya bahasa dari media tersebut. Tiap media mempunyai gaya bahasa yang berbeda-beda. Oleh karena itu, mengenali gaya bahasa dari media yang kita sasar untuk publikasi merupakan kunci utama. Selanjutnya, pilihlah judul yang menarik. Judul merupakan nyawa dari tulisan. Pembaca tertarik membaca suatu tulisan diawali dengan melihat judulnya. Judul yang menarik membuat pembaca ingin membacanya dan sebaliknya judul yang tidak menarik jangan harap ada yang membaca. Judul juga merupakan pertimbangan rektur untuk memilih tulisan yang ingin dipublikasika. Setiap harinya banyak sekali tulisan yang masuk ke media. Dengan melihat judul, redaktur akan mudah menseleksi tulisan. Dan tips yang terakhir adalah cari sudut pandang yang bagus. Pemilihan angle/sudut pandang dalam menulis merupakan awalan yang sangat penting. Sudut pandang yang bagus dapat mebuat hal-hal yang kecil menjadi sangat bermanfaat dan berguna.

Pertemuan ke-7
Bu Isma membawa Mas Gufron ke kelas. Beliau sharing mengenai pengalamannya mulai dari awal menulis hingga sekarang. Banyak sekali perjuangan. Mulai dari paksaan yang harus menulias tiga berita dalam satu hari. Hingga sekarang sudah terbiasa dan terlatih kepekaannya mengangkat hal-hal kecil menjadi sebuah berita yang berharga. Pesan dari Mas Gufron yang saya ingat adalah dalam proses belajar menulis, kita boleh mencari referensi tulisan. Setelah menemukan referensi yang pas, coba tiru tulisan tersebut dengan menggunakan kata-kata kita. Tidak apa-apa meniru asalakan tidak meng-copy paste tulisan orang lain.
Tag : ,

- Copyright © Belajar Menulis - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -